MR. KAYA YANG KAYA
19 Mei 2008
Dalam bahasa Indonesia, Kaya berarti memiliki banyak. Kaya harta berarti memiliki banyak harta, kaya ilmu berarti memiliki banyak ilmu, tapi kaya hati bukan berarti memiliki banyak hati. Kaya hati berarti orang tersebut memiliki hati yang mulia.
Kira-kira begitu juga orang yang bernama Mehmet Oguz Kaya ini. Beliau adalah seorang Judge Rapporteur yang diberi tugas tambahan sebagai Sekretaris Jenderal Anayasa Mahkemesi. Sebagai seorang Judge Rapporteur, beliau sudah pasti banyak ilmu. Di Turki tidak sama dengan di Jakarta. Itu sudah pasti. Menjadi seorang Judge Rapporteur bukan soal yang mudah. Semua Judge Rapporteur sebenernya adalah hakim di institusi peradilan yang lain. Memang di Anayasa Mahkemesi mereka hanya bertugas memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan Hakim Konstitusi tentang perkara yang mereka tangani. Dengan bantuan Judge Rapporteur, para Hakim Konstitusi yang terhormat hanya perlu berdiskusi untuk menghasilkan putusan yang terbaik untuk semua pihak. Begitulah tugas seorang Mehmet Oguz Kaya. Tentu tidak sembarangan dia dipercaya sebagai seorang Judge Rapporteur di Anayasa Mahkemesi. Dia tentu memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk berada di posisi tersebut. Jadi bolehlah kiranya kalau kita menganggap dia sebagai seorang yang kaya ilmu.
Tentu juga tidak sembarangan kalo dia dipercaya untuk mendapat tugas tambahan sebagai seorang Sekretaris Jenderal di sebuah institusi terpandang dan tertinggi dalam sistem ketatanegaraan Turki. Sekali lagi, tentu dia memang kaya ilmu sehingga dia ditunjuk untuk menduduki posisi itu. Ada barang tentu ada harga, begitu kata orang. Maksudnya tugas tambahan yang diberikan kepadanya tentu juga diimbangi dengan tambahan penghasilan. Gue belon pernah tanya berapa gaji sebagai seorang Judge Rapporteur di Turki. Setidaknya gue bisa bayangin kalo hampir semua Judge Rapporteur memiliki kendaraan yang bagus, berarti mereka mendapatkan penghasilan yang jauh di atas rata-rata masyarakat lainnya. Nah, apalagi kalo seorang Judge Rapporteur ditambah tugasnya dengan menjabat posisi Sekretaris Jenderal. Gak salah kalo gue bilang seorang Mehmet Oguz Kaya memang seorang yang kaya akan harta.
Tapi bukan kekayaan atau keilmuan yang menentukan kualitas seseorang. Sikap dan kepribadian seseoranglah yang menjadikan seseorang itu dihormati atau tidak. Di sini kualitas seorang Mehmet Oguz Kaya melebihi kekayaan akan harta dan ilmunya. Dari sejak gue pertama ketemu dengan beliau, gue udah dibuat sungkan dan terperangah dengan kekayaan hati beliau. Mungkin udah pernah gue ceritakan bagaimana Mr. Kaya mau bersabar menunggu kami di bandara Esenboga meskipun kami telat tiga jam dari rencana semula. Memang itu bukan salah kami, tapi tetap kami merasa tidak enak dengan beliau karena biar bagaimana beliau adalah seorang Sekretaris Jenderal. Belum lagi kalau melihat penampilan kami yang lusuh dan tidak karuan setelah perjalanan panjang dan (maaf) kami belum mandi. Gue yakin tidak akan menemukan seorang Sekretaris Jenderal seperti Mr. Kaya di belantara Jakarta.
Gue terus dibuat terkesima dalam perjalanan dari Bandara ke tempat kami makan malam. Semula kami dijadwalkan langsung ke apartemen, tapi beliau berpikir kalo kami butuh makan malam sebelum kami beristirahat dan tidak mungkin kami mendapatkan makanan di apartemen pada tengah malam seperti itu. Sehingga beliau meminta sang pengemudi memutar halauan menuju sebuah restoran. Luar biasa sekali perhatian beliau.
Hal tersebut ditambah lagi dengan cara beliau duduk di dalam VW Caravelle yang membawa kami. Beliau mau bersusah payah menghadap ke belakang meskipun kursi dalam mobil tersebut tidak dibuat untuk bisa menghadap ke belakang. Kami merasa semakin sungkan. Sementara kenyataan bahwa kami belum mandi semakin membuat kami memojokkan diri supaya bau badan kami tidak mengganggu, dia terus menatap kami dan mengajak kami berkomunikasi dengan bantuan Bay Mustafa Baysal dengan ramah.
Dengan pertimbangan beliau pula kami memutuskan untuk tidak memulai program kami pada pagi harinya. Biarpun begitu kami menyempatkan diri mengunjungi Anayasa Mahkemesi. Mr. Kaya tidak henti-hentinya membuat kami terkesima. Dengan penyambutan yang ramah kami membahas program kerja kami dan kami diberi oleh-oleh sebuah tas cantik. Mungkin memang itu tradisi di Anayasa Mahkemesi, tapi untuk seorang pegawai seperti gue itu merupakan sebuah penghargaan yang tinggi.
Malamnya kami diberi kesempatan oleh Mr. Kaya untuk mencicipi sajian tradisional di sebuah restoran yang paling terkenal di Ankara. Di situ kami bertemu beberapa kolega yang juga berprofesi sebagai Judge Rapporteur. Kami tidak pernah mengira kalau kami akan diajak ke restoran yang sebagus itu. Mungkin kalo Sekretaris Jenderalnya bukan Mr. Kaya, kami hanya akan diajak makan di restoran yang seperti ketika kami baru menjejakkan kaki di Ankara.
Sejak saat itu, setiap kami bertemu di kantor, kami diajak bersalaman dengan cara khas keislaman yaitu dengan berpelukan. Itu menunjukkan keakraban antara kedua belah pihak. Itu berarti ada sentuhan emosional antara keduanya. Itu berarti Mr. Kaya telah menganggap kami sebagai kawan akrab atau bahkan sodara. Itu berarti bahwa Mr. Kaya menganggap kami setara dengan beliau. Itu berarti bahwa Mr. Kaya memang orang yang kaya hati. Itu berarti sekali lagi gue harus mengucapkan terima kasih.
Kemarin kami lagi-lagi merasakan keramahan dan kemurahan hati seorang Mr. Kaya. Kemarin kami diajak beliau mengunjungi Safran Bolu yang merupakan tempat yang bersejarah. Kemarin kami juga kembali dihadiahi oleh beliau sebuah baju yang dibuat oleh tangan dan sebuah sajadah cantik di Safran Bolu. Kemarin, dalam hati, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Mr. Kaya. Kemarin, juga dalam hati, kami mengatakan bahwa kami tidak dapat membalas kemurahan hati anda Mr. Kaya dan mungkin hanya Allah yang bisa. Kemarin kami mendoakan semoga Mr. Kaya akan semakin kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar