Gaudeamus igitur; Semper ubi uber, ibi tuber.

"Di mana ada kemaluan, di situ ada persoalan; oleh karenanya berbahagialah."

DOA ORANG PUTUS ASA

Tuhan....

Kalau dia jodohku, dekatkan dia padaku


Tapi Tuhan....

Jika dia bukan jodohku, tetap dekatkan dia denganku



Atau Tuhan....

Jika dia bukan jodohku, Jangan beri dia Jodoh!!!



Amin.

TOLONG...

Pada dasarnya gue bangga menjadi orang Indonesia. Negeri yang kata orang-orang sangat indah, menakjubkan dan lain sebagainya. Apa yang gak ada di Indonesia? Satu negara mungkin terkenal karena keindahan alam pegunungannya. Ada juga flat countries yang sama sekali gak ada gunung. Tapi Indonesia kumplit.... sebut saja pegunungan atau gunung, Indonesia punya banyak. Ada Gunung yang tinggi seperti Semeru, Kerinci, ada juga yang rendah seperti Krakatau. Ada juga yang sangat rendah yaitu Gunung Sahari yang ada di antara Ancol dan Pasar Senen (hehehe... itu nama jalan)

Yang sangat gue banggakan adalah sikap orang Indonesia yang suka tolong menolong. Indonesia memang terkenal dengan keramah tamahannya. Coba deh, naek angkot di daerah seperti Bandung, supirnya dengan ramah akan bertanya "Bade Kamana, Jang?" atawa "Bade Kamana, Neng?" sangat ramah.

Jeleknya semua hal yang bersangkutan dengan tolong-menolong ini membuat orang Indonesia menjadi malas. Beberapa hari yang lalu gue ngeliat sendiri buktinya. Begini ceritanya saudara saudari.

Kebetulan bulan Februari ini STNK gue harus diperpanjang (menjadi kira-kira menjadi setengah lapangan bola) terpaksalah gue harus melaksanakannya walaupun sebenernya gue males setengah mateng. Gue udah kebayang bagaimana ribetnya berurusan sama Polisi, belum lagi jarak dari kantor ke kantor SAMSAT yang jauh. Dengan begitu gue kan harus meninggalkan tugas negara biar cuma untuk beberapa jam. Biarlah, gue pikir itu resiko jadi warga negara yang baik dan benar. Benar-benar warga negara maksudnya.

Beruntung dengan kemajuan teknologi, gue bisa liat lokasi SAMSAT keliling, jadi bukan cuma SATPAM aja yang keliling. Kebetulan ada lokasi yang deket kantor gue, kenapa nggak gue coba ke sana. Ternyata pelayanannya lumayan fropesional. Cuma dengan 1 jam STNK udah bisa selesai, prosesnya gak rumit. Kemajuan buat Kepolisian RI. Salut.

Pas gue dateng, gue terkesima dengan seorang bapak yang lagi menasihati anaknya. Kasian banget tuh anak, udah tampangnya kayak baru bangun tidur terus dimarahin sama bapaknya. (mungkin juga bukan sih. Anak selingkuhannya kali hihihi....) ketika dalam proses pengurusannya ada satu dokumen yang tertinggal. Dia berdalih bahwa Polisi mempersulit urusan mereka. Padahal udah dibilang sama Bapak-Ibu Polisi tanpa dokumen tadi, maka permohonannya tidak dapat diproses. Dengan tampang emosi, dia bilang "Tolonglah dibantu!". Please deh, Pak. Udah jaman repormasi, proses yang dipermudah, masih aja mau yang gak bener, ngotot lagi!

Sekali lagi salut sama satu Ibu Polwan yang dengan sabar meladeni bapak itu. Kalo gue yang jadi polisi udah gue setrum tuh orang! Semoga aja semua Polisi seperti itu. Jadi gak ada lagi yang minta "Tolong Dibantu" kalo melanggar rambu lalu-lintas. Semoga juga itu menular ke semua institusi yang ada di Indonesia. Jadi kalo ngurus KTP dan ada yang bilang "Ada yang bisa dibantu?" memang berniat membantu dan tanpa meminta dana bantuan.