Gaudeamus igitur; Semper ubi uber, ibi tuber.

"Di mana ada kemaluan, di situ ada persoalan; oleh karenanya berbahagialah."

The Art of War

16 April 2003

The quality of war
Lies in guns and swords
The quality of war
Lies in his words

It is easy to be wise
Think of the points you want to say
Then think of the right device
Never forget to choose the right day

Many people have brilliant ideas
They may be smart but yet wise
You don’t need to make everything obvious
But clearly state the point you emphasize

But never forget, my friend
That words can kill
It doesn’t matter where you stand
You need the right track to be up the hill

Now that you know all the mistakes
Choose as best time as you can
Cause one bad day that’s all it takes
To ruin the whole big plan

HUMORARIUM

“Apakah kata ‘memberitai’ merupakan kata yang baku menurut EYD?” kata salah satu temen gue. Dia bilang dia kurang suka dengan kata-kata itu. Gak tau kenapa, mungkin dia pernah ‘diberitai’ oleh seseorang yang bikin dia trauma. Dengan penuh percaya diri, gue jawab aja nggak. Padahal gue belon pernah ngebuktiin. Tapi emang setau gue gak ada kata-kata seperti itu. Yang kedengerannya lebih nyaman di kuping mungkin ‘diberitakan’ atau ‘diberitahukan’ serta ‘diberitahu’. (Untuk yang terakhir ini, gue paling suka; apalagi kalo ditambah cabe rawit terus dimakan waktu perut laper) Beberapa opsi terakhir pun gue juga gak tau mereka termasuk kata-kata baku atawa bukan.

Gue gak akan ngebahas masalah kosakata secara mendalam maklum ada keterbatasan loading di otak gue. Lagian kalo serius amat (Mat…mat loe serius kagak?), bukan sampah otak lagi dong. Selain nanya apakah kata tersebut baku atawa tidak, beliau juga bilang ada seorang dengan kapasitasnya yang maha dahsyat dalam sebuah forum resmi dengan nada mengejek atau merendahkan. Apakah gue menggunakan kata tersebut karena terinspirasi dari Mr. X ini? Mungkin… Tapi kalo mau jujur, sebelum gue ketemu temen gue ini (apalagi Mr.X) gue udah menggunakan kata tersebut. Bedanya adalah gue amat (amat lagi…amat lagi) sangat jarang sekali pula pun menggunakan kata tersebut dalam lingkungan formal. Walau itu dengan maksud bercanda.

Gue jadi kepikiran, mungkin aja Mr.X menggunakan kata tersebut juga untuk bercanda, sementara temen gue ini lagi sensi kayak pembantu minta mudik gak diijinin. Mungkin juga temen gue bener, becandanya Mr.X itu sangat vulgar, brutal, dan tidak pada tempatnya terlebih jika mengingat kedigdayaan si Mr.X yang sangat jumawa dan trengginas (Hwarakadah!). Gue rasa temen gue ada benernya, lagian dia kan temen gue. Mungkin SItuasi dan KONdisi (gak pake TOLeransi, PANdangan dan JANGkauan) yang ada menjadikan itu suatu humor yang nyeleneh.

Sebagai seorang humoris causa, gue jadi pengen mengajak kisanak semua untuk menganal-lisa secara sekilas tentang humor. Pada dasarnya humor dapat dibagi menjadi dua yaitu humor verbal dan fisik. Dalam folder bertajuk HUMOR VERBAL banyak sekali subfolder dengan trilliunan data seperti pembolak-balikan kata, pengalihan makna kata, karikatur kartun, bahkan yang anda baca ini mungkin salah satu bentuk humor verbal. Sementara humor fisik bisa berupa prankster (beda jauh sama prenster), slapstick seperti Srimulat dan Warkop DKI, pantomime, dan gerombolannya.

Kenapa sih kita ketawa kalo orang menceritakan satu lelucon? Gue inget pernah baca entah dimana satu ujaran dari seseorang yang gue lupa siapa (lagian dia gak kenal gue) bilang kalo Humor itu lucu sepanjang itu mengenai orang lain. Jarang orang bisa menertawakan diri sendiri juga lebih susah merelakan diri kita ditertawakan (atau ditertawai?) Tapi selucu apapun humor itu kalo overexposed atau terlalu sering digunakan, serta dengan cara yang salah (misalnya tempatnya salah, cara mengatakannya salah, waktunya salah) humor itu bisa menjadi tidak lucu lagi.

Jadi gue pribadi minta maap kalo gue gak lucu. Tapi sumpah, saya udah berusaha menjadi lucu secara orisinil. Biarpun gak lucu tolong hargai saya dengan sedikit senyum. Dan kalo ada orang-orang seperti Mr.X di atas, kita doakan saja semoga kembali ke jalan yang benar.

Obrigada!


SMILE…AND THE WORLD SMILES WITH YOU
MOURN…AND YOU MOURN ALONE