Gaudeamus igitur; Semper ubi uber, ibi tuber.

"Di mana ada kemaluan, di situ ada persoalan; oleh karenanya berbahagialah."

Ronda

Seperti lazimnya tahun-tahun sebelumnya, di lingkungan rumah saya yang adalah milik mertua saya dilakukan piket ronda setiap bulan Ramadhan. Saya tidak tahu alasannya mengapa ronda ini hanya diadakan setiap bulan puasa. Mungkin karena bulan ini lebih banyak pahala, atau mungkin diadakan karena para penjahat merasa akan diampuni dosanya pada bulan ini jadi lebih banyak lagi kegiatan itu mereka lakukan di bulan puasa. Yang pasti pak RW menyuruh pak RT dan pak RT menyuruh warganya termasuk saya ini.

Apapun itu alasannya, sebagai warga negara yang baik dan tidak macam-macam, saya merasa berkewajiban melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya. Lagipula setiap warga negara wajib berperan serta dalam upaya bela negara. Saya takut kampung ini diklaim negara lain kalau saya tidak meronda.

Malam ini kembali jadwal saya melakukan piket ronda. Memang tidak ada kegiatan khusus selama menjalankan tugas itu selain berkeliling lingkungan satu kali dan selebihnya hanya duduk-duduk menunggu. Justru karena itu saya harus mempersiapkan bagaimana saya akan menyibukkan diri.

Saya bisa bermain game di handphone, atau mengerjakan tulis menulis di PDA saya. Kalau begitu baiklah, saya harus men-charge penuh baterai keduanya. Dengan begitu, mereka tidak akan kekurangan tenaga untuk bekerja menemani saya.

Ketika malam pun tiba, saya sudah siap untuk piket. Saya masukkan HP dan PDA ke saku celana. Kemudian saya keluar rumah. Dengan menikmati satu cup es krim yang saya beli tadi sore khusus untuk malam ini, perlahan saya membuka pagar lalu melangkah pergi.

Malam ini gerah sekali. Lihat itu mendung menggayut di langit. Ketika agak lebih sore tadi, bahkan mendung lebih tebal. Kenapa juga hujan tidak turun malam ini? Kalau malam ini hujan, pastinya tidak akan gerah seperti ini. Pastinya juga saya tidak perlu keluar rumah.

Hmm...alangkah sepinya malam ini. Kemana petugas yang lain? Apakah mereka lupa dengan tugasnya? Atau mungkin khusus malam ini ronda diliburkan? Biarlah, kalau nanti setelah saya berkeliling RT satu putaran tidak juga ada seorang lain pun, saya pulang lagi. Cukup satu putaran karena saya sudah mendapat suara mayoritas dari dalam diri saya.

Lihat itu saya memutuskan untuk duduk di sana, di ujung gang. Tempat yang kau janjikan, ingin jumpa denganku walau mencuri waktu. Lihat itu saya yang malas berkeliling dan mulai memainkan PDA. Kamu pasti tidak merasakan apa yang saya rasa. Karena saya bukan kamu, dan kamu bukan saya.

Oh, lihat itu ada 2 orang berjalan mendekat. Satu orang pencatat kehadiran piket dan satu orang entah siapa. Si pencatat kehadiran menyapa saya "Lho, sedang apa pak di luar malam-malam?" Ada apa ini? pikir saya. Saya mulai merasa ada yang salah. "Bukannya giliran saya malam ini?" jawab saya dengan ragu.

Si pencatat kehadiran mulai membuka bukunya untuk meyakinkan dirinya. Kami berdua sama-sama meragu. Namun, untunglah kami tidak merasa yang paling benar sehingga kami tidak berkelahi. "Pak Djatmiko (begitu ia memanggil saya) jadwalnya tanggal 6" jawabnya. "Lho memangnya sekarang tanggal berapa?" tanya saya basa-basi. "Sekarang baru tanggal 5, giliran bapak baru besok." katanya.

Begitulah saudara-saudari. Tanpa ngotot-ngototan, masalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Untung saja kegiatan ronda diadakan malam hari. Tidak nampaklah wajah saya yang menghitam karena malu tersebut.

Tidak ada komentar: