Gaudeamus igitur; Semper ubi uber, ibi tuber.

"Di mana ada kemaluan, di situ ada persoalan; oleh karenanya berbahagialah."

BERPIKIR POSITIF

Pernah denger lagu yang liriknya seperti ini....

You know I feel glad when you’re glad
I feel sad when you’re sad

Pastinya pernah dong, bahkan mungkin sebagian dari anda mulai menggumamkan lagu itu atau setidaknya di otak anda ada melodi yang mengalun. Judulnya ‘Can’t smile without you’ tapi saya lupa siapa yang nyanyi karena waktu dia nyanyi pertama kali, saya belum lahir. Kalaupun sudah, salah penyanyinya kenapa ndak kasih tau saya. Gak apalah karena bukan siapa yang menyanyi tapi apa yang dinyanyikan.

Memang melodinya cukup catchy, liriknya pun romantis; tapi berapa orang dari kita yang bisa melakukan apa yang tertuang dalam bait itu? Jujur aja, kalo kita tidak sedang jatuh cinta sama seseorang pasti sangat sulit melakukannya. Merasa senang ketika orang senang dan sedih kalo melihat orang sedih. Apalagi kalo yang sedih itu rival kita atau orang yang kita benci. Pasti kita senang sekali melihat dirinya sedih dan kita merasa senang ketika dia merasa sebaliknya.

Ternyata berpikir positif sangat susah sekali. Kalaupun bisa, lebih sulit lagi untuk tetap konsisten bertindak begitu. Selalu ada rasa cemburu dan iri dalam diri kita. Saya pun begitu. Berulang kali saya selalu menekankan pada diri saya untuk selalu berpikir positif. Tapi tidak selalu berhasil. Rasa iri sebenernya bagus untuk memacu diri kita supaya lebih baik lagi. Tidak stagnan pada kondisi yang sudah kita capai. Akan tetapi harus pada takaran yang tepat, karena kalo berlebih yang ada kita selalu memandang negatif pada orang lain.

Pun begitu, saya kembali diingatkan oleh orang lain soal hal satu ini. Ketika saya berhadapan dengan Bapak Noor Sidharta yang notabene adalah seorang kepala Biro. Saya menghadap beliau berkaitan dengan upaya saya meningkatkan kualitas diri melalui beasiswa yang ditawarkan negara tetangga. Dia bilang bahwa dia tau kalo keberadaan dia sebagai seorang kepala biro yang baru pasti mendapat banyak cibiran. Terutama karena dia masih tergolong muda dan ganteng, terlebih karena dia berasal dari instansi lain. Bagusnya dia juga bilang kalo dia gak peduli dengan apa yang dia istilahkan sebagai “omongan pasar”

Memang begitulah adanya orang di republik ini. Kalo ada orang yang berhasil, kita cenderung ambil jalan pintas untuk berpikir negatif. Pasti ada apa-apanya... padahal bapak itu apa-apanya ada. Mungkin itu ciri bangsa yang udah kelamaan dijajah. Pemikiran pun jadi feodal begitu untuk menghaluskan kata kuno. Seharusnya kalo ada orang yang berhasil, kita berupaya jadi orang pertama yang mengucapkan selamat. Beri jabat tangan bukan cibiran. Itu baru tanda seorang yang gentleman buat laki-laki. Kalo perempuan ya berarti tanda seorang lady.

Saya juga jadi ingat waktu saya dalam perjalanan ke daerah selatan Jakarta untuk suatu tugas. Pada waktu berkendara, seorang teman yang turut serta melihat ada rumah yang bertembok tinggi. Dia bilang “kalo ada pesta bugil dibalik tembok itu pasti gak ada orang yang tau!” sebuah ide yang vulgar apalagi ada seorang atasan di dalam kendaraan yang sama dengan kami berdua. Tapi dia bilang “apa salahnya? Kenapa kita harus berpikir negatif misalnya kalo ada perampokan, pasti gak ada orang yang tau?” benar juga.

Itu mungkin jadi stereotipe pemikiran lain dari aliran post-kolonialisme. Well, artinya sih sama aja dengan mantan daerah jajahan. Sifat yang berkembang jadi paranoid bukan berpikir maju. Ketimbang berpikir How, sebagian besar dari kita masih berpikir How come? Maksudnya kita tidak berpikir bagaimana caranya seorang bisa maju, tapi kita malah berpikir bagaimana bisa dia maju. Kalo ada berita Cina sudah berhasil menggunakan kereta yang bisa menempuh jarak 1.300 km dalam waktu 4 jam saja. Kita cenderung menggunakan eksepsi sebagai pembenaran. Terang aja mereka bisa, mereka kan orangnya rajin. Kenapa kita gak berpikir bagaimana caranya negara kita bisa seperti itu.

Jadi sodara-sodari, mari kita nyanyi bersama lirik di atas dan coba untuk menerapkan dalam kehidupan kita. Tolong jangan diubah itu lirik menjadi.....

You know I feel sad when you’re glad
I feel glad when you’re sad

Tidak ada komentar: