Gaudeamus igitur; Semper ubi uber, ibi tuber.

"Di mana ada kemaluan, di situ ada persoalan; oleh karenanya berbahagialah."

Cacatan ke Turki - Prologue

PROLOGUE


5 Juni 2008

Suatu hari di bulan Mei. Gue sedang sibuk di ruang kerja gue, media center MKRI. Tiba-tiba secara tak terduga dan sekonyong-konyong telepon di ruangan berbunyi. Melalui alat deteksi yang ada di telepon itu diketahui bahwa si penelpon adalah sekretarisnya Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi. Singkat cerita, itu memang benar dari sekretarisnya Bapak Janedjri M. Gaffar, sang Sekretaris Jenderal dan isi pesan dari percakapan di telepon itu mengatakan bahwa beliau ingin bertemu diriku.

Sebenernya sih gue gak suka dipanggil Sekjen. Bukan kenapa, tapi saat ini gue cuma CPNS, belum jadi Sekjen. Yah…suatu hari nanti lah. Tapi karena ini adalah masalah serius, gue dengan sukarela menyerahkan diri untuk bertatap muka dengan Bapak Sekjen. Gue udah tau kalo beliau itu orang yang baik hati, akan tetapi kalo seseorang diminta menghadap beiliau tanpa orang lain itu bisa jadi pertanda buruk. Apa salah dan dosaku?

Emang biasanya kalo seseorang diminta menghadap Sekjen, yang bersangkutan berarti telah melakukan kesalahan fatal. Tapi gue bukan orang yang biasa, itu gak ada hubungannya dengan kesalahan gue. Beliau cuma ingin meminta gue ke rumahnya untuk mengajarkan (atau mengajari? Entahlah) pelajaran Bahasa Inggris untuk persiapan ujian nasional. Tapi gak cuma itu, ada pesan berikutnya dari beliau yang sangat mengejutkan.

Beliau berkata singkat “Kamu berangkat ya, ke Turki!” gue terhenyak, gue syok tapi gue senenglah. Kesamber petir gue kalo bohong! Beliau bilang gue berangkat pertengahan Mei sekitar tanggal 12. Gue mau bilang apa, toh gue juga belon pernah ke luar negeri hehehe… tapi beliau minta informasi itu dirahasiakan dulu

Gue berusaha tenang karena gue pikir gue masih punya waktu lama untuk mempersiapkan mental, dan yang lainnya. Gue mengira waktu itu masih bulan April. Ternyata gue cuma punya waktu beberapa hari untuk mempersiapkan semuanya. Ternyata juga gue berangkat berdua dengan Pak Muhidin, Kepala Bagian Administrasi Perkara.

Keesokan harinya berita itu sudah menyebar. Bapak, sumpah mati bukan saya yang menyebarkan informasi tersebut! Mungkin karena gue ngetop kali ya? Eh, bukan. Mungkin karena MK itu instansi yang kecil jadi berita apa pun cepat menyebar. Atau mungkin karena gue akan berangkat dengan seorang ikon MK. Biarlah, toh gue harus menyiapkan banyak hal terutama paspor dan dokumen lainnya.

Banyak sekali orang baik di MK ini. Gue harus berterima kasih pada banyak orang yang memberi informasi baik apa yang harus dipersiapkan, bagaimana prosedur di bandara, apa yang harus dibawa dan lain sebagainya. Mereka bilang semuanya akan baik-baik saja. Gue harus anggap ini adalah liburan dan bukan tugas. Terima kasih, teman-teman atas segalanya.

Ini adalah penugasan pertama gue secara individu. Ini adalah pengalaman pertama gue naik pesawat. Ini juga pertama kalinya gue punya paspor. Itu berarti perjalanan ini adalah pertama kali gue ke negeri lain. Gue udah menduga bahwa perjalanan ini akan menjadi sesuatu yang menakjubkan dan tak dapat terlupakan. Dan dugaan gue itu menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar: